Mengenal Iklan Advertorial untuk Meningkatkan Penjualan

By Rinaldy Sofwan Fakhrana,

10 August 2021

iklan advertorial

Ingin produk Anda laris manis di dunia digital? Menggabungkan kata ‘advertisement’ dan ‘editorial’, advertorial adalah salah satu jenis iklan yang efektif meningkatkan penjualan berkat sifatnya yang enggak berjualan secara terang-terangan. 

Lho, kok enggak terang-terangan berjualan justru bisa meningkatkan penjualan? Penasaran bagaimana cara kerjanya? Simak artikel ini sampai selesai ya!

What’s Special about Advertorial

Iklan advertorial bukan merupakan barang baru di dunia marketing. Anda yang hobi baca koran sebelum tren pemberitaan beralih ke “dot com” juga pasti sudah sering banget kan menemukannya di media cetak, televisi, atau radio. Nah, seiring peralihan zaman, tool yang satu ini ikut terbawa ke media digital karena memang masih sangat efektif mengonversi audiens menjadi pelanggan.

Rahasianya, saat dieksekusi dengan baik, advertorial enggak bikin audiens merasa sedang “dijejali” dengan iklan. Mereka justru akan merasa seperti sedang mempelajari suatu hal yang penting atau menarik bagi mereka dan menemukan brand Anda di tengah-tengah prosesnya. Karena itu, ketika mereka tertarik pada produk yang Anda sajikan, ketertarikan itu akan terasa berasal dari diri mereka sendiri.

Umpamanya, bayangkan ketika Anda sedang jalan-jalan di mall dan dihampiri agen yang menawarkan kartu kredit. Kalau Anda sudah punya dan merasa enggak butuh kartu tambahan, pengalaman ini akan jadi terasa sedikit menyebalkan, kan? Seberapa pun usaha yang dilakukan agen itu untuk “berjualan,” pada akhirnya Anda akan bilang “enggak, terima kasih” dan melangkah pergi.

Beda halnya dengan ketika Anda ngobrol dengan teman dan dia bercerita: Wah, kalau enggak ada program cicilan nol persen 24 bulan, gue enggak bakal bisa deh beli iPhone ini. Kalau mau, lo juga bisa ikut kok program cicilan kayak gue. 

Lewat percakapan demikian, minimal Anda jadi mau menyimak. Apalagi jika bahan obrolan lagi relate sama kebutuhan Anda. Memang enggak secara gamblang teman Anda mengajak Anda untuk punya kartu kredit serupa dan mengikuti program cicilan tersebut, namun penawarannya yang jauh dari kesan “memaksa” dapat membuat Anda berpikir untuk berpindah bank atas dasar keinginan sendiri.  

Nah, perumpamaan soal kartu kredit ini setidaknya dapat memberikan Anda sedikit gambaran tentang “feel” dan pendekatan yang akan muncul ketika Anda memanfaatkan advertorial untuk memasarkan produk.

Memahami Advertorial

Sekarang, pertanyaannya adalah iklan advertorial itu sendiri memiliki pengertian seperti apa? Sesuai namanya,  advertorial adalah sejenis iklan (advertisement) yang berbentuk produk editorial. Artinya, iklan ini menyerupai konten yang biasa Anda temukan di media jurnalistik, baik itu artikel berita, video liputan, atau siaran radio. 

Bukan cuma mirip, advertorial ini memang di-posting di media massa, blending dengan konten lain yang ada di media tersebut dan biasanya ditandai dengan tulisan “promotedcontent” atau “sponsored.” Biasanya, pihak brand atau PR dan marketing agency bekerja sama dengan media untuk mempublikasikan konten semacam ini. 

Fungsi advertorial bukan buat berjualan, tetapi lebih ke menjembatani audiens ke penjualan. Kalau iklan konvensional berfungsi memancing klik dan halaman website penjualan untuk memotivasi konsumen agar membeli produk, advertorial berada di tengah-tengahnya dengan tujuan menciptakan hasrat akan produk yang Anda jual.

Karena itu, advertorial bersifat subtle: menarik perhatian audiens dengan hal-hal yang sesuai dengan minatnya dan “menyuntikkan” ide-ide yang mendorong mereka mengambil tindakan terhadap produk Anda without actually trying to sell it. 

Misalnya, kalau Anda berjualan pakaian dan ingin memasang iklan advertorial di Fox News, konten Anda mungkin akan lebih banyak membahas Donald Trump dan hanya sedikit menyelipkan cerita tentang bagaimana Trump merasa nyaman mengenakan produk yang Anda jual. 

Sudah jadi rahasia umum kalau Fox News adalah media pendukung Trump sehingga akan ada banyak audiens yang tertarik dengan segala hal berbau presiden Amerika Serikat ke-45 itu. Dengan menjadikan Trump sebagai topik utama advertorial, Anda memanfaatkan ketertarikan tersebut untuk menarik perhatian. Dan ketika tahu kalau Trump menggunakan produk Anda, kemungkinan mereka akan cari tahu lebih lanjut atau setidaknya aware akan brand Anda.

Ya, khusus untuk ilustrasi ini bisa dibilang hampir sama dengan influencer marketing sih, di mana faktor ketokohan jadi penggerak buat audiens. Tetapi kita coba lanjut ke contoh dan tips membuat advertorial supaya gambarannya lebih jelas lagi yuk!

Contoh Advertorial

Mencari contoh iklan advertorial memang agak tricky karena biasanya konten enggak terus-terusan terpampang. Setelah periode yang ditentukan dalam kontrak kerja sama dengan media berakhir, konten akan di-take-down dan enggak bisa dilihat lagi. Tetapi, untungnya hubspot sudah mengumpulkan dan capture beberapa contoh advertorial bagus yang bisa kita lihat sama-sama nih. Menurut kami yang paling menarik di antaranya sebagai berikut:

1. Sapphire di Thrillist

Di atas, kami sudah menjelaskan kalau advertorial bersifat subtle dan enggak blak-blakan jualan produk. Hal ini bisa dilihat dalam konten yang dipublikasikan oleh Thrillist untuk Sapphire, brand kartu reward untuk kartu kredit dari bank Chase. 

Basically, pemegang kartu Sapphire bisa mendapatkan poin dan rewards berdasarkan jumlah penggunaan kartu kreditnya di sejumlah restoran. Dan apa yang dilakukan dalam iklan advertorialnya? Ya, alih-alih berfokus pada benefits tersebut brand ini malah mengangkat sudut pandang dari sisi restorannya.

advertorial

Topik yang diangkat pun menarik. Siapa sih yang enggak penasaran dengan cita rasa makanan futuristik? Apakah disajikan seperti yang digambarkan serial kartun The Jetsons dulu? Anyways, dengan mengangkat topik ini, Sapphire secara enggak langsung menghidupkan hasrat kuliner audiens, meningkatkan potensi brand yang menawarkan beragam benefits dari restoran ini untuk terbersit di pikiran pembaca.

2. Captain Morgan di Buzzfeed

Nah, tetapi jangan salah sangka dulu--subtle bukan berarti enggak boleh menyebutkan nama brand sama sekali. Ketika masih memberikan value buat audiens, konten advertorial bisa tetap berfungsi secara efektif kok walaupun Anda menyelipkan nama brand di dalamnya. Contohnya seperti yang dibuat Captain Morgan dan dimuat di Buzzfeed:

iklan advertorial adalah

Menurut penjelasan Hubspot, nama brand rum ini enggak hanya muncul di headline seperti yang bisa kita lihat dalam gambar di atas, tetapi juga beberapa kali di badan artikelnya itu sendiri. Bahkan, nama produknya pun disebutkan gamblang di sana. Namun, karena kontennya bersifat informatif dan helpful, ditambah lagi bentuknya berupa listikel yang mudah dibaca, advertorial ini tetap efektif menarik audiens. 

Karena Captain Morgan sudah menjadi nama yang besar, menyebutkan brand secara secara terang-terangan seperti ini juga justru punya manfaat tersendiri. Selain merebut perhatian pembaca Buzzfeed yang ingin mencari inspirasi resep rum secara umum, existing customer yang sudah menggunakan Captain Morgan pun bisa menemukan artikel ini via SEO. Karena ketika mereka Googling ‘Captain Morgan Recipes’, iklan advertorial ini akan termasuk dalam salah satu hasil pencarian yang ditampilkan.

3. PwC dan RYOT Studio di Huffington Post

Contoh yang ketiga adalah iklan advertorial dari PwC dan RYOT Studio yang diunggah di Huffington Post. Konten ini menunjukkan apa yang kami sempat singgung sebelumnya, bahwa advertorial enggak harus berbentuk artikel, tetapi bisa juga dalam media lain, termasuk gabungan antara copy dan video.

advertorial adalah

Seperti yang bisa dilihat di atas, topik konten ini adalah keberagaman dan kesetaraan dalam korporasi. Sama seperti contoh-contoh sebelumnya, topik ini relevan dengan industri yang digeluti brand-nya, dalam hal ini PwC yang menawarkan solusi bisnis untuk pelanggan.

advertorial

Sudah baca artikel kami sebelumnya tentang visual storytelling? Seperti yang kami bahas di sana, bercerita dengan bantuan media visual seperti video atau foto bisa membantu menyampaikan lebih banyak pesan dalam waktu yang lebih singkat. Apalagi di dunia daring yang semakin hari semakin ramai, format video bisa efektif dalam menyampaikan pesan untuk audiens yang enggak punya waktu atau tingkat perhatian yang cukup untuk membaca artikel.

Jadi, kalau Anda ingin membuat advertorial yang relatif lebih “berisi” jika dibandingkan dua listikel yang kami jadikan contoh sebelumnya, Anda bisa consider untuk menyertakan video sebagai pelengkap artikel. Atau bahkan seiring berkembangnya tren video on-demand di tengah pandemi ini, iklan advertorial Anda di masa yang akan datang bisa jadi lebih baik sepenuhnya berupa video. So, Ikuti terus blog kami ya buat pantau update trennya!

Tips Advertorial

Nah, sudah lebih terbayang kan konten kayak apa sih yang dimaksud dengan advertorial? Merekap pembahasan sejauh ini, iklan advertorial itu bersifat seperti konten editorial, tidak terang-terangan berjualan produk, lebih memberikan value kepada audiens, dipublikasikan di media massa, dan dapat berupa berbagai format. Tetapi bagaimana caranya bikin konten dengan nilai-nilai tersebut?

1. Tunjukkan brand value

Setiap orang tentunya punya approach masing-masing dalam menulis, baik itu artikel maupun skrip video, atau copy. Dan ketika objektif dari suatu konten tercapai, kami enggak bisa men-judge juga cara menulis seperti apa yang baik dan benar. Tetapi ada beberapa tips yang bisa kami bagikan untuk Anda yang masih bingung harus memulai dari mana. 

Untuk membuat konten yang menarik perhatian audiens, Anda mesti bisa memberikan value.  Untuk itu, Anda harus cari tahu: apa sih yang sebenarnya menarik untuk target audience kita?

Apa yang ada di pikiran audiens di industri Anda? Kata-kata apa yang bisa menarik perhatian mereka? Topik apa yang enggak mungkin dilewatkan? Enggak perlu dulu memikirkan konsep atau format advertorial yang akan dipublikasikan, fokus dulu pada bagaimana cara membuat audiens “menoleh” ke konten Anda.

Dalam ilustrasi di awal artikel ini, misalnya, Donald Trump adalah topik yang pasti merebut perhatian dan enggak mungkin dilewatkan audiens Fox News. Enggak cuma itu, para haters pun bisa jadi meng-klik konten ini karena nama Trump memang populer.

2. Pain point audiens + USP = Daya tarik bagi audiens

Setelah itu, Identifikasi pain point audiens dan hubungkan dengan unique selling points (USP) untuk menemukan alasan untuk membeli produk dari brand Anda. Hal ini bisa dilakukan lewat riset pasar atau brainstorming dengan memosisikan diri sebagai pelanggan. 

Bayangkan kesulitan apa yang Anda rasakan, kaitkan dengan solusi yang ditawarkan brand Anda, dan gambarkan situasi yang terjadi setelah brand Anda hadir sebagai pemecah masalah. Misalnya, Anda bisa buat kalimat seperti “saat liburan ke pantai, udara sangat panas dan saya kesulitan menemukan pakaian yang nyaman. Tetapi karena ada kemeja dengan breathable material dari brand ABC, udara tropis tidak lagi jadi masalah.”

Setelah itu, barulah mulai kaitkan dengan penarik perhatian tadi. Anda mungkin bisa membuat headline seperti “Liburan ke Bali, Trump Pakai Kemeja Khusus ini untuk Hadapi Iklim Tropis.” Buat beberapa alternatif headline dan pilih yang paling menarik perhatian.

3. Sesuaikan penulisan gaya bahasa

Ketika sudah mulai menulis isi kontennya, pastikan nada dan gaya bahasa yang digunakan sesuai dengan media yang akan Anda approach buat mempublikasikan advertorial ini agar enggak terasa out of place dan berkesan sekadar iklan dari pihak ketiga. 

Selain itu, walau Anda berniat untuk menyelipkan produk seperti yang dilakukan Captain Morgan, pastikan untuk menggunakan cara bertutur yang enggak “berjualan.” 

Misalnya, jangan to the point bilang “gunakan kemeja ini agar nyaman liburan di pantai seperti Trump.” Tetapi berikan pertanyaan retoris yang menyentuh pain point audiens tadi, seperti “Anda pasti enggak nyaman kan merasa kegerahan saat liburan di pantai? Trump memakai kemeja khusus ini untuk mengatasi masalah tersebut saat berlibur ke Bali.”

Kesimpulan

Iklan Advertorial adalah seni membangkitkan ketertarikan audiens akan brand Anda tanpa terang-terangan “berjualan.” Untuk itu, Anda harus berbaur dengan konten lain dari media massa tempat Anda akan mempublikasikan konten dan memberikan value untuk menarik perhatian. 

Sudah terbayang advertorial seperti apa yang akan Anda gunakan 2021 ini? Kalau masih belum jelas, feel free buat konsultasi dengan content marketing agency seperti kami, dan kami akan dengan senang hati memberikan solusi. Yuk, chat kami via WhatsApp sekarang!

 

Related Articles

Content Marketing

Beberapa Ide Menarik untuk Konten Instagram Bisnis Anda

Ningkatin brand presence nggak cukup dengan konten Instagram yang variatif dan informatif aja. Ini ide-ide untuk bikin postingan yang lebih engaging.

Content Marketing

Content Marketing Funnel: Konten yang Tepat untuk Setiap Tahapannya

Marketing funnel dalam dunia pemasaran merupakan sebuah perjalanan pelanggan dari tahap aware terhadap brand hingga memutuskan untuk membeli produknya. Setiap tahapan pada marketing funnel membutuhkan cara promosi yang berbeda-beda, content marketing seperti apa yang cocok untuk setiap tahapannya?

Content Marketing

Content Strategy untuk Meningkatkan Performa Instagram

Di artikel kali ini, kami akan berbagi beragam hal yang insightful terkait content strategy di Instagram demi mendorong peningkatan performa pada akun brand Anda.

Browse Other Categories

We are your teammates.

We're never just another agency, we're your teammates, providing you with everything needed on the pitch of digital marketing.

Servicesarrow_forward

Hi there!

Ready to cook your digital content with us?

Contact Us Now
Whatsappp Sharing