Gelagapan Sama Isu Corona di Media Sosial?

By Bimo Gadabima,

15 April 2020

Medsos beda dong dengan situs berita. Kalaupun medsos jadi sumber berita dan informasi, itu bukan cara yang sepenuhnya benar. Buat yang bijak, berita dan informasi di medsos adalah trigger untuk mendapatkan yang lebih komprehensif lagi. 

Kenapa begitu? Karena porsi opininya jauh lebih besar daripada berita yang mau disampaikan. Apalagi tiap orang yang punya akun media sosial, pasti punya perspektif berpikir dengan caranya sendiri-sendiri. 

Contohnya, menempelkan link dari situs berita terus diberi komentar atau status yang miring. Karena link itu sendiri tujuannya buat menguatkan opininya. Atau ada akun yang menulis analisanya lalu diarahkan kepada maksud yang dikehendakinya. Sah-sah saja hal tersebut dilakukan, namanya juga demokrasi. Tapi jangan sampai kebablasan ya!

Seperti isu Corona atau Covid-19. Wabah yang mendera penduduk dunia ini mengancam pula penduduk +62. Berita bohong seputaran Covid-19 yang berhasil didata Kominfo RI tanggal 3 Maret lalu, merilis 158 Laporan Isu Hoax yang bertebaran di media sosial. Itu baru di awal bulan Maret nggak tau deh sampai detik ini nambah berapa banyak. Kalau kamu penasaran bisa kunjungi situs kominfo langsung dan mendownload-nya. 

Isi beritanya dari mendiskreditkan seseorang, golongan, sampai penggunaan data yang nggak seharusnya. Apa tujuannya sih? Situ tanya langsung aja sama yang buat, sana! 

"Saring sebelum sharing, berpikir bijak sebelum beropini di medsos."

 

Tapi, sebagai media opini, media sosial nggak melulu berisi konten yang meragukan. Banyak juga kok informasi positif dan bermanfaat. Gampangnya, jadikan medsos pemicu berliterasi yang komprehensif. Jadi nggak asal-asalan dapetin informasi lalu disebarkan lagi tanpa mau tahu benar nggaknya. 

Balik lagi ke masing-masing orangnya sih, karena benar salah itu masalah penilaianmu sendiri. Harus gitu karena kamu makhluk yang dibekali akal pikiran yang ditakdirkan sebagai makhluk berpikir. Ini kunci saat kita mengambil sikap benar atau salah, karena di saat berpikir, kontrol emosimu bermain. Bijaksana saat mengambil keputusan. Beda kalau nggak mikir, langsung emosian.

Terlebih Corona atau Covid-19 adalah pandemi dunia dan menjadi horor bersama. Jangan goreng jadi informasi unfaedah atau menjebak orang lain dengan pengetahuan asal-asalan. Saring sebelum sharing, berpikir bijak sebelum beropini di medsos. Sebab nggak ada bayangan tubuh yang bisa mendahului gerakan tubuh itu sendiri. Kalaupun itu ada, hanya Lucky Luke yang sanggup menembak lebih cepat dari bayangannya sendiri.

Related Articles

Opinion

"Silicon Valley" ala Indonesia, Ide Bagus atau Sebaliknya?

Di situasi kayak sekarang, apakah pembangunan Bukit Algoritma ini sebenarnya ide bagus atau hanya egoisme intelektual semata?

Opinion

Tren Donasi Digital ala Milenial

Berdonasi secara online rupanya menjadi suatu tren tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia. Bagaimana dengan Anda? Apa sih keuntungan dan safety tips yang perlu kita perhatikan jika ingin berpartisipasi dalam tren yang satu ini?

Opinion

Cegah Kekeliruan Informasi Vaksin, Google Hadirkan Panel Pencarian Khusus

Menerima berita hoax atau mengalami misinformasi mungkin masih terjadi di keseharian kita sampai hari ini. Makanya, kita harus cermat dalam menelaah sebuah berita. Kabar baiknya, niat kita untuk bisa mendapatkan informasi akurat dan tepercaya terutama terkait vaksin Covid-19 bakal didukung oleh Google melalui inovasi terbarunya. Langsung saja kita bahas bareng, ya.

Browse Other Categories

We are your teammates.

We're never just another agency, we're your teammates, providing you with everything needed on the pitch of digital marketing.

Servicesarrow_forward

Hi there!

Ready to cook your digital content with us?

Contact Us Now
Whatsappp Sharing