Seruput Sedapnya Soto Boyolali di Jakarta

By Bimo Gadabima,

08 January 2020

Hayo, coba sebutkan nama-nama soto yang ada di Indonesia. Tapi jangan tagih hadiah sepeda ya!

Sejarah soto di Indonesia melalui perjalanan panjang, bahkan asal-usulnya masih jadi kontroversi antara berasal dari makanan asing atau makanan khas Indonesia. Tapi kontroversi itu akan sirna ketika kamu menyeruput kuahnya. Ya, soto adalah makanan berkuah dengan ragam cita rasa, ada yang bersantan, penuh rempah-rempah, bahkan bening.

Kami sekeluarga menyukai soto. Nggak terhitung berapa tempat sudah disambangi cuma untuk mencicipi rasanya. Bahkan beberapa soto khas daerah pun kami hampiri.

Dari sekian banyak soto khas daerah, ada satu soto yang paling disukai. Asalnya dari Boyolali, Jawa Tengah. Di daerahnya sendiri, di  tepi jalan utama Kota Boyolali, aneka Soto Khas Boyolali bertebaran. Kebanyakan mereknya menggunakan nama pemiliknya. 

Tapi dari sekian penjual Soto Boyolali, nama Yu Giyem melegenda sebagai pelopor munculnya Soto Khas Boyolali. Meski sekarang nama Yu Giyem tinggal kenangan, trah-nya dilanjutkan oleh generasi penerusnya bernama Hj. Fatimah. Buat orang-orang yang kenal rasa soto Yu Giyem, akan familiar dengan rasa soto Hj. Fatimah.

Sayangnya, Soto Boyolali Hj. Fatimah nggak buka cabang, hanya ada di Kota Boyolali dan sekitarnya. Padahal pendahulunya, Yu Giyem membuka banyak cabang di wilayah Jawa Tengah. Bisa jadi karena manajemen baru dan usaha mempertahankan rasa originalnya, mass production ditiadakan.

Maka dari itu peluang buka cabang pun dilakukan oleh Soto Boyolali Hj. Widodo. Gerainya tersebar luas di berbagai tempat di Pulau Jawa. Cabang favorit kami diantaranya ada di Kota Tegal, dan jadi rest area kalau sedang dalam perjalanan pulang kampung ke Solo. 

Memang di Kota Boyolali, Soto Hj. Fatimah merajai penjualan, tetapi untuk kawasan Pulau Jawa, Soto Hj. Widodo memegang kendali memenuhi hasrat penggemar Soto Boyolali di berbagai tempat. Kata lainnya, jemput bola. Saking populernya Soto Boyolali Hj. Widodo, penggemarnya kasih singkatan SSB alias Soto Sedap Boyolali. 

 

"Dari sekian penjual Soto Boyolali, nama Yu Giyem melegenda sebagai pelopor munculnya Soto Khas Boyolali."

 

Seperti apa sih rasanya?

Buat yang belum nyicipin rasanya, Soto Boyolali terhitung soto paling mild alias enteng. Nggak seperti kebanyakan soto dari daerah lain yang isiannya penuh, atau punya rasa kuah yang kuat. Semirip Soto Kudus tapi lebih enteng lagi. Sebab Soto Kudus sangat kuat di bawang putih gorengnya, sedangkan Soto Boyolali nggak menggunakan taburan bawang putih goreng.

Cara penyajian Soto Boyolali terbilang simpel. Pilihannya ada dua: soto daging dan soto ayam. Untuk soto daging, isiannya menggunakan kecambah atau tauge pendek. Kalau soto ayam menggunakan ayam kampung dengan isian soun atau mie putih. Ukuran porsinya pun dibagi dua, mangkuk besar dan mangkuk kecil. Mangkuk kecil yang digunakan seukuran mangkuk saji Soto Kudus. Untuk mangkuk besar, hanya berukuran 1 ½ dari ukuran mangkuk kecil. Kenyang?

Kalau kurang ya nambah, tapi kalau mau satu porsi saja dan tetap mau kenyang, ada lauk yang bisa jadi teman menyantap seperti aneka gorengan, aneka sundukan alias sate-satean, aneka keripik, dan kerupuk. Untuk aneka gorengan, ada mendoan, tahu isi, bakwan, dan tempe goreng setipis ATM. Aneka sundukan terdiri dari sate paru, sate ati ampela, sate cingur, sate iso dan sate babat.

Untuk harga Soto Boyolali di daerahnya sendiri dan di luar daerahnya seperti Jakarta, terpaut tipis harganya. Bedanya cuma Rp 1000 - Rp 2000. Contohnya, harga semangkuk besar soto di Boyolali Rp 8000, di Jakarta berkisar Rp 9000 - 10.000. Begitu juga dengan gorengan dan sate-satean, perbedaannya antara Rp 500 - 1000.

Soto Boyolali Hj. Widodo mengepakkan sayap franchise-nya di Jakarta di beberapa titik. Kami biasanya datang ke cabangnya di Jalan Bambu Apus - Jakarta Timur dan Jalan Tanjung Barat Lama - Jagakarsa, Jakarta Selatan. Rasanya tetap sama kok. Begitu juga cabang yang ada di Bekasi seperti di Jalan Kranji dan Perumahan Puri Gading Bekasi Selatan.    

Konsep display tokonya khas, tembok dengan cat warna kuning dan merah. Tempat makannya disediakan meja dan bangku kayu panjang yang di atasnya terhidang aneka lauk siap ambil. Pengalaman kami makan berempat sampai kenyang dengan aneka sajiannya, hanya habis kurang dari Rp 100 ribu. Murah khan? Itu sudah termasuk pajak 10%.

Kalau kamu ingin menikmati soto murmer di Jakarta, SSB Hj. Widodo tempat yang tepat. Tapi kalau lagi ada di Kota Boyolali, jangan lewatkan menikmati soto otentiknya rasa Soto Boyolali Yu Giyem aka Hj. Fatimah. Seruput!

Related Articles

Opinion

"Silicon Valley" ala Indonesia, Ide Bagus atau Sebaliknya?

Di situasi kayak sekarang, apakah pembangunan Bukit Algoritma ini sebenarnya ide bagus atau hanya egoisme intelektual semata?

Opinion

Tren Donasi Digital ala Milenial

Berdonasi secara online rupanya menjadi suatu tren tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia. Bagaimana dengan Anda? Apa sih keuntungan dan safety tips yang perlu kita perhatikan jika ingin berpartisipasi dalam tren yang satu ini?

Opinion

Cegah Kekeliruan Informasi Vaksin, Google Hadirkan Panel Pencarian Khusus

Menerima berita hoax atau mengalami misinformasi mungkin masih terjadi di keseharian kita sampai hari ini. Makanya, kita harus cermat dalam menelaah sebuah berita. Kabar baiknya, niat kita untuk bisa mendapatkan informasi akurat dan tepercaya terutama terkait vaksin Covid-19 bakal didukung oleh Google melalui inovasi terbarunya. Langsung saja kita bahas bareng, ya.

Browse Other Categories

We are your teammates.

We're never just another agency, we're your teammates, providing you with everything needed on the pitch of digital marketing.

Servicesarrow_forward

Hi there!

Ready to cook your digital content with us?

Contact Us Now
Whatsappp Sharing